Ku tak tahu seperti apa paras wajahmu
Yang kutahu, kau terus hiasi Indahnya zahirmu dengan Iman dihati
Semakin kau terhijab, semakin aku iri denganmu, Saudariku..
Semakin kau terdiam khusyu’ dengan ibadahmu
Semakin ku ingin tahu rahasia: “Wanna be like you!”
Perisaimu adalah haya’ dan ‘iffah
Kau Laksana mutiara yang tersimpan baik
Kebeninganmu seperti mutiara di kedalaman lautan yang tidak pernah tersentuh tangan manusia
Citamu :
Seperti Asiyah istri Fir’aun
Yang hatinya teguh membuat keimanannya tak tergores sedikitpun walaupun dia harus tinggal di tengah-tengah pusat kemaksiatan dan pengingkaran kepada Allah, bahkan menjadi pendamping hidup orang yang dikenal sebagai pembangkang Allah terkeras sepanjang masa
Seperti Maryam putri Imran
Wanita yang telah disucikan Allah, dilebihkan kedudukannya di atas seluruh wanita pada masa itu
Seperti Khadijah binti Khuwailid
Yang rela menjalani cara hidup sangat sederhana karena Muhammad SAW, suaminya, tidak ingin keluarganya hidup berlebihan pada saat banyak orang lain masih kekurangan dan tidak pernah ada keluhan yang terucap dari bibirnya
Seperti Fatimah binti Muhammad
Putri Kesayangan Rasulullah yang telah akrab dengan kelaparan yang harus dijalaninya demi cinta dan ketaatannya kepada Allah dan Ayahnya
Bagaimana aku takkan cemburu?
Jika kau hiasi harimu dengan iman & ketaatan bukan sekedar memperindah lahirmu
Tak kupandangi seberapa besar jilbab atau dengan cadarmu, Saudariku…*
Yang kuteladani adalah indahnya akhlakmu, yang kau bungkus dalam kecintaan pada Sang Khaliq
*** SEMANGAT ISHLAH DIRI ***
Tak ada jaminan besarnya jilbab atau bercadar sekalipun, dengan keimanan seseorang. Tak ada jaminan banyaknya ilmu, dengan ketaatannya. Iman tak dapat diukur dari ZAHIR karena hanya Allah yang Maha Tahu kadar HambaNYA.
Iman seseorang bukanlah dilihat dari lantangnya Ia melantunkan ayat-ayat suci Al Quran, tapi dari seberapa ia mengamalkan apa yang dilantunkannya. “Tidak semua orang yang bisa mengaji itu beriman, tapi orang yang beriman pasti bisa mengaji”.
“Saat ingin mengukur kadar keimanan kita, maka ukurlah dalam satu hari berapa banyak waktu yang kita sia-siakan”.
Bagaimana kita menggunakan waktu yang kita miliki :
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ
"Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain". (QS.Al Insyirah ayat ke 7)
************************
Maaf jika ada yang tidak berkenan dari tulisan ini, karena saya hanya sedang belajar mengamati dan memahami hakikat muslimah sejati. Terkadang apa yang kita lihat tidak seperti yang sebenarnya. Batin ini teriris ketika diantara Muslimah saat ini lebih banyak menghiasi zahir, bercanda ria di dunia maya dengan yang bukan mahromnya, memajang Foto narsis, Profil super lengkap seperti biodata untuk taaruf, bicara & bercanda tanpa manfaat, padahal friendlistnya banyak yang tidak dikenal. Mungkin niatnya ingin jadi uswatun hasanah, tapi yang banyak menempel justru kaum adam yang terjebak dengan indah tutur kata kita. Makin malu rasanya karena akhlak kita semakin hari semakin terkikis oleh zaman. Seorang sahabat dari Negara lain menyentil hatiku dengan keras, karena muslimah di Negara mereka tidak pernah memajang foto asli mereka di dunia maya. Teman kita masih bisa kenal kita dari nama. Semakin terhijab seorang muslimah kehidupan pribadinya, semakin solehah ia, Insya Allah karena Allah melarang untuk bertabarruj. Saya tidak lebih baik dari anda, tapi kita bisa berubah menjadi lebih baik dengan terus belajar...
Catatan ini :
- Untukku, untukmu Adikku, Kakakku, Saudariku, Ummu sholehah…
- Untuk diriku : Semangat berISHLAH, Kurangi berikhtilat, Online & berHP seperlunya, Say: NO TO FOTO di dunia maya, share ilmu dan teruslah berkarya karena Allah..!
By : FY, Nov 2011
No comments:
Post a Comment