Bismillahirrahmanirrahim...
Langit cerah biru terang, hamparan putihnya awan
Sudut ruang persegi panjang
Secercah harapan yang belum terwujud
Secarik kertas impian yang ingin tercapai suatu saat nanti
Dalam waktu dan ruang harap
Perlu tekad dan azzam
Atas keinginan yang terbentur kelemahan dan ketidaksukaan
Memory otak manusia beragam dengan keterbatasannya
Bagi yang kuat dan bagi yang lemah
Bagiku adalah yang kedua, sulit sekali gunakan otak ini untuk nge-save memori
Teori logika sederhana tidak mau dinomerduakan
“KUN FAYAKUN” semua mungkin dengan tekad dan kemauan
Tinggal bagaimana meminta bantuan kepada Allah sang Pemilik cita dan harapan
Seorang teman pernah menanyakan pendapat saya :
“Mana yang lebih berperan PIKIRAN atau HATI dalam menentukan kekuatan sikap..?”
Pertanyaan itu mengingatkan dengan sebuah buku yang pernah saya pelajari waktu kuliah pada mata kuliah psikologi perkembangan. Ada organ lain dalam tubuh kita yang mirip fungsinya dengan HATI dan berada di dalam otak. “Amigdala”, katanya sih besarnya gak jauh beda dari kacang almond karena asal kata “Amigdala” yang berarti “Almond” dalam bahasa yunani. Tertumpu pada batang otak, dekat alas cincin limbik, ada dua amigdala di setiap sisi otak, disisi kepala. Perannya sangat luar biasa, Kalo gak ada dia, kita gak bisa merasakan yang namanya esmosi (red:emosi). Dipukul orang kita gak akan marah, dijahatin teman kita gak akan nangis, ada yang ngelawak kita juga gak akan bisa tertawa lepas, dikelitikin ga akan geli juga kali yah?? Gak Cuma manusia yang punya amigdala, binatang juga punya hanya ukurannya lebih besar pada manusia dan fungsinya sebagai pusat emosi atau letak semua nafsu. Konon jaman dahulu waktu ilmu kedokteran belum secanggih sekarang dan belum ada obat yang bisa mengendalikan penyakit epilepsi dan penyakit hilang akal atau gila. Para dokter mencoba menyembuhkannya dengan memisahkan dan membuang amigdala dari otak pasien. Ada seorang kerabat pasien yang pernah memberikan kesaksian bahwa suaminya menjadi terlalu SABAR bahkan diluar kesabaran orang normal dan hampir seperti mayat hidup akibat operasi dokter yang mengambil amigdala suaminya karena penyakit gila yang dideritanya tak juga sembuh. Alhamdulillah jaman sekarang sudah canggih jadi gak perlu treatment seperti itu lagi, hanya butuh obat dan terapi rutin serta pendekatan spiritual, Insya Allah bisa disembuhkan.
Masih banyak lagi fungsinya “amigdala”. Pernah terbangun malam hari karena mendengar sesuatu mencurigakan seperti ada orang yang akan masuk rumah kita (maling gitu). Bagaimana respon kita? Siap-siap dan ambil pentungan? Atau ambil parang, golok, pisau? (ihhh serem ajah..). Tapi itulah reaksi wajar, ketika kita mendengar ada bahaya mengancam. Di sinilah fungsi amigdala yang secara cepat merespon. Jika mencermati siklus berpikir kita, ternyata panjang loh teman, mulai dari mata atau pendengaran menerima sinyal lalu diteruskan ke talamus lalu neokorteks setelah dipilah baru masuk ke amigdala sebagai perespon emosi (penjelasan sebenarnya panjang, tapi karena saya bukan ahlinya jadi gak bisa detail dan maaf kalo salah tulis). Jadi saat kejadian bahaya, sinyal yang ditangkap oleh mata dan pendengaran bisa juga langsung ke talamus lalu ke amigdala tanpa siklus panjang tadi alias reaksi emosi spontan (padahal neokorteks saat itu masih sedang berproses)-hasil penemuan LeDoux (gak tahu siapa itu LeDoux, pakar kejiwaan kali yah..?).
Singkatnya Amigdala adalah letak semua nafsu dan spesialisnya emosi, seperti : sedih, senang, marah, dan sebagainya. Dari masa kecil kita sampai sekarang, kadang ada pengalaman dan peristiwa yang kita ingat namun tidak terlalu banyak. Ada yang sedih ditinggal mati kucing kesayangannya, seneng banget dapat hadiah ultah yang bagus dari ayah dan bunda, atau pernah marah dan kesel sama teman kita. Sebagian memori yang masih tersimpan adalah ingatan terbaik dan mungkin mengikutsertakan perasaan yang paling berkesan dibanding pengalaman kita yang lainnya. Disanalah fungsi amigdala dalam pikiran kita, rangsangan amigdala nampaknya membekas sebagian besar emosi ke dalam ingatan, sehingga kita cenderung ingat akan kejadian-kejadian tertentu.
Ternyata PIKIRAN berpengaruh sangat besar atas kehidupan kita, tersimpul dari pembahasan diatas. Bayangkan jika kita tidak punya AMIGDALA dalam otak yang ternyata fungsinya sedahsyat hati, maka tidak akan ada perasaan-perasaan yang normalnya dimiliki manusia. Kenangan, kisah, memori indah, motivasi, semangat, cita-cita dan bagaimana kita mengambil sikap dalam kehidupan ini sangat dipengaruhi oleh hati dan pikiran.
Perhatikanlah! Lintasan HATImu karena ia akan menjadi PIKIRANmu
Perhatikanlah! PIKIRANmu karena ia akan menjadi PERKATAANmu
Perhatikanlah! PERKATAANmu karena ia akan menjadi PERBUATANmu
Perhatikanlah! PERBUATANmu karena ia akan menjadi KEBIASAANmu
Perhatikanlah! KEBIASAANmu karena ia akan menjadi KARAKTER(akhlak)mu
Perhatikanlah! KARAKTER(akhlak)mu karena ia akan menjadi NASIBmu
Dari artikel diatas, silahkan menyimpulkan sendiri lebih penting peran PIKIRAN atau HATI bagi kita dalam menentukan sikap..? Dan renungkanlah manfaat menjaga PIKIRAN dan HATI agar tetap dalam kebaikan karena pengaruhnya yang sangat besar untuk menentukan langkah dan sikap kita sebagai hamba-Nya yang beruntung. Insya Allah!
Sabda Rasulullah : “Sesungguhnya di dalam diri manusia itu ada segumpal daging, bila ia baik maka baiklah seluruh jasad, bila ia rusak maka rusaklah seluruh jasad, dan segumpal daging tersebut bernama “HATI”.” (HR.Bukhari).
Sabda Rasulullah : “Barang siapa hari ini lebih baik dari kemarin, maka ia telah beruntung. Barang siapa hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia merugi. Dan barang siapa hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia terlaknat.” (Al Hadits).
Wallahu’alam bishowab.
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk renungan saya pribadi dan para pembaca.
Sumber & Referensi :
1. Al Hadits
2. Emotional Intelligence, Daniel Goleman
3. Pengalaman dan share dari sahabat-sahabat
Bekasi, Oktober 2011
By : FY (yang sedang belajar psikologi dalam perspektif islam)
No comments:
Post a Comment